Stasiun luar angkasa Tiangong: Saingan ISS dari China

China telah membuktikan kemampuannya dalam eksplorasi luar angkasa dengan meluncurkan Stasiun Luar Angkasa Tiangong. Sebagai saingan langsung dari International Space Station (ISS), Tiangong menjadi tonggak penting dalam ambisi luar angkasa China yang semakin mandiri dan kompetitif. Stasiun ini dirancang untuk mendukung penelitian ilmiah jangka panjang, misi luar angkasa berawak, serta memperkuat kehadiran China di orbit Bumi.

Sejarah dan Pengembangan Tiangong

China telah lama bercita-cita memiliki stasiun luar angkasa sendiri. Upaya ini dimulai dengan peluncuran Tiangong-1 pada 2011 dan Tiangong-2 pada 2016 sebagai prototipe awal. Keberhasilan kedua modul ini menjadi dasar bagi pengembangan Tiangong yang lebih besar dan permanen.

Pada April 2021, modul inti Tianhe—bagian pertama dari Stasiun Tiangong—diluncurkan ke orbit menggunakan roket Long March 5B. Kemudian, modul ilmiah Wentian dan Mengtian ditambahkan untuk memperluas fungsinya sebagai pusat penelitian luar angkasa.

Struktur dan Fitur Teknologi

Tiangong memiliki desain modular yang mirip dengan ISS, tetapi dengan teknologi yang lebih modern dan efisien. Berikut adalah beberapa fitur utama Tiangong:

• Modul Inti Tianhe: Berfungsi sebagai pusat kendali, akomodasi kru, dan fasilitas eksperimen ilmiah.
• Modul Wentian dan Mengtian: Digunakan untuk penelitian mikrogravitasi, eksperimen biologi, dan pengembangan teknologi luar angkasa.
• Sistem regenerasi oksigen dan air: Memungkinkan astronaut tinggal lebih lama dengan mendaur ulang sumber daya.
• Lengan robotik canggih: Digunakan untuk perakitan modul, perawatan luar angkasa, dan eksperimen ilmiah.
• Kompatibilitas dengan wahana luar angkasa: Dapat menerima kunjungan dari pesawat ruang angkasa Shenzhou (berawak) dan Tianzhou (kargo).

Keunggulan Tiangong dibanding ISS

Meskipun ISS telah menjadi pusat penelitian luar angkasa selama lebih dari dua dekade, Tiangong memiliki beberapa keunggulan utama:

1. Teknologi lebih baru: Sebagai stasiun yang lebih modern, Tiangong dibangun dengan teknologi terbaru, memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi dalam operasionalnya.
2. Kemandirian China: Tiangong dikembangkan tanpa ketergantungan pada negara lain, berbeda dengan ISS yang merupakan hasil kolaborasi internasional.
3. Biaya operasional lebih rendah: China menggunakan roket Long March 5B yang lebih hemat biaya dibandingkan sistem peluncuran ISS yang sering bergantung pada roket dari berbagai negara.
4. Fokus penelitian yang luas: Tiangong dirancang untuk berbagai eksperimen ilmiah, termasuk pengembangan teknologi luar angkasa, biomedis, dan eksperimen dalam kondisi mikrogravitasi.

Peran Tiangong dalam Ambisi Luar Angkasa China

China menargetkan Tiangong sebagai pusat penelitian luar angkasa jangka panjang yang dapat digunakan hingga 15 tahun ke depan. Stasiun ini juga menjadi bagian dari rencana besar China untuk eksplorasi luar angkasa yang mencakup:

• Misi ke Bulan dan Mars: Tiangong akan menjadi laboratorium pendukung untuk pengembangan teknologi eksplorasi antarplanet.
• Kolaborasi internasional: China membuka peluang bagi ilmuwan dari berbagai negara untuk berpartisipasi dalam eksperimen di Tiangong.
• Latihan astronaut untuk misi jangka panjang: Tiangong menjadi tempat pelatihan bagi astronaut China sebelum misi luar angkasa yang lebih jauh.

Kesimpulan

Stasiun luar angkasa Tiangong bukan hanya simbol ambisi China dalam eksplorasi luar angkasa, tetapi juga pesaing serius bagi ISS. Dengan teknologi canggih, biaya operasional yang lebih rendah, dan dukungan dari program luar angkasa China yang agresif, Tiangong siap menjadi pusat penelitian luar angkasa yang berdiri sendiri dan berkontribusi pada kemajuan sains global. Di masa depan, Tiangong bisa menjadi titik awal bagi misi luar angkasa yang lebih ambisius, termasuk eksplorasi Bulan dan Mars.